Selama ilmu pengetahuan dipraktikkan, bidang etika telah memainkan peran penting dalam pengembangan dan pengaturannya. Sama pentingnya dengan penemuan-penemuan baru seperti terobosan teknologi, pengobatan, dan praktik-praktik yang telah dilakukan untuk kemajuan umat manusia, sama pentingnya untuk mempertimbangkan implikasi etis dari penemuan-penemuan tersebut terhadap masyarakat. 

Tanpa etika, ilmu pengetahuan akan sulit untuk mendapatkan landasan kebenaran karena malpraktik seperti pemalsuan data dan kesalahan dapat menghasilkan hasil yang sama meyakinkannya dengan pekerjaan yang dilakukan dengan jujur. 

Perspektif Sejarah

Contoh Awal Pertimbangan Etis dalam Ilmu Pengetahuan

Sepanjang sejarah, gagasan komunitas ilmiah tentang praktik etika yang tepat telah direvisi dan disesuaikan berkali-kali untuk mengimbangi laju penelitian ilmiah dan memastikan bahwa ilmu pengetahuan dipegang dengan standar tertinggi.

Bahkan sampai ke zaman tokoh-tokoh kuno yang terkenal seperti Aristotelespara filsuf meletakkan dasar-dasar untuk metode ilmiah dan bagaimana ilmu pengetahuan harus dipraktikkan. Namun, baru setelah ribuan tahun kemudian pada tahun 1948, para Kode Nurembergyang merupakan dokumen internasional pertama yang meminta persetujuan dari para partisipan dalam sebuah penelitian, telah diterbitkan. 

Titik-titik Kritis yang Membentuk Wacana 

Sering disebut sebagai salah satu pelanggaran etika yang paling mengerikan dalam ilmu pengetahuan, kasus Sifilis Tuskegee yang dimulai pada tahun 1932, membawa perhatian pada perlunya prosedur yang aman dan adil dalam penelitian medis. Selama percobaan, para peneliti berusaha memahami efek sifilis tetapi tidak memberikan pengobatan seperti penisilin kepada partisipan, bahkan ketika obat tersebut sudah tersedia. Sejak saat itu, beberapa undang-undang dan organisasi seperti Institutional Review Boards (IRB) telah dibentuk untuk mengawasi semua penelitian yang dilakukan dengan subjek manusia. 

Namun, batas-batas etika dalam ilmu pengetahuan jauh melampaui batas-batas uji klinis pada manusia. Faktanya, selama Perang Dunia II, para fisikawan yang bekerja sebagai bagian dari Proyek Manhattan bergulat dengan kebingungan etis dalam merancang bom atom mengingat risiko sosial, lingkungan, dan kemanusiaan yang menyertainya.  

Prinsip-prinsip Etika Utama Dalam Ilmu Pengetahuan

Menghormati Otonomi

Salah satu cara utama etika dalam ilmu pengetahuan telah berevolusi dari waktu ke waktu adalah dengan semakin menghormati otonomi peserta penelitian. Saat ini, setiap eksperimen yang melibatkan manusia harus menginformasikan kepada partisipan tentang isi dan tujuan penelitian sebelum pengujian. 

Selain itu, subjek tes harus secara sukarela menawarkan waktu mereka untuk penelitian ini dan tidak boleh dipaksa untuk bekerja sama dan harus diberikan semua dokumentasi yang diperlukan. 

Manfaat dan Non-Manfaat

Tentu saja, ilmu pengetahuan juga bertujuan untuk memprioritaskan manfaat dalam penelitian. Sederhananya, ini berarti bahwa setiap kali terlibat dalam penelitian apa pun, para ilmuwan harus melakukan penelitian mereka sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat yang paling besar. Hal ini membutuhkan keseimbangan antara melakukan penelitian yang memberikan manfaat paling besar bagi partisipan atau masyarakat dan meminimalkan jumlah kerusakan atau kerugian yang ditimbulkan. 

Uji klinis yang menguji kemanjuran obat atau perangkat medis baru sangat akrab dengan tantangan ini karena efek samping yang tidak diharapkan dapat menimbulkan konsekuensi yang parah. 

Keadilan

Di antara aspek etika yang paling penting dalam ilmu pengetahuan adalah memastikan bahwa semua praktiknya adil. Baik dalam praktik perekrutan, bekerja dengan kolega, mengumpulkan data, atau memilih subjek uji coba, para peneliti harus berusaha keras untuk membina lingkungan yang bebas dari prasangka atau bias. Dengan menghargai keragaman, kesetaraan, dan inklusi, para ilmuwan dapat mengumpulkan berbagai macam perspektif yang dapat menghasilkan hasil yang lebih dapat digeneralisasi. 

Namun, keadilan dapat terwujud dalam banyak cara lain yang selaras dengan etika yang tepat. Misalnya, mereka yang membuat penemuan penting harus diakreditasi dengan baik tanpa memandang latar belakang gender atau ras mereka. 

Tantangan dan Kontroversi Kontemporer

Rekayasa Genetika Dan Teknologi CRISPR

Seiring dengan kemajuan modern dalam bidang kedokteran seperti pengeditan gen, muncul kekhawatiran baru dalam bioetika juga telah terungkap. Pada tahun 2018, ilmuwan Tiongkok, He Jiankui menggunakan CRISPR teknologi untuk mengedit embrio manusia yang bertentangan dengan banyak nasihat yang diberikan kepadanya dan keinginan komunitas ilmiah. 

Dia juga terlibat dalam pemalsuan dokumen tinjauan etis yang memungkinkannya untuk melanjutkan pekerjaannya. Sebagai akibat dari tindakan curangnya, ia didenda dan menerima hukuman penjara.

Yang terpenting, karyanya mendorong dua pertanyaan etis utama menjadi sorotan:

  1. Haruskah teknologi penyuntingan gen digunakan pada genom manusia?
  2. Dapatkah rekayasa genetika digunakan dengan cara yang etis?

Setelah kasus He Jiankui, banyak negara di seluruh dunia telah mengadopsi reformasi legislatif yang baru. Selain itu, penggunaan CRISPR untuk penyakit genetik telah diawasi secara ketat dan terbatas pada kasus klinis tertentu. 

Namun, kemungkinan "bayi CRISPR" dan apakah teknologi yang mengubah kehidupan seperti itu harus digunakan pada tahap perkembangan awal sama sekali, masih menjadi topik yang diperdebatkan secara luas. 

Kecerdasan Buatan dan Pembelajaran Mesin

Kecerdasan Buatan (AI) dan Machine Learning (ML) adalah beberapa alat yang paling kuat yang telah dimunculkan oleh bidang Statistika dan Sains Data. Dengan sendirinya, keduanya dapat merevolusi ilmu pengetahuan dengan memproses data dalam jumlah yang sangat besar dan memberi informasi kepada para ilmuwan tentang cara menganalisis data, bereksperimen lebih lanjut, dan mengomunikasikan ide-ide di antara banyak aspek ilmu pengetahuan lainnya. Namun demikian, AI/ML memiliki beberapa kendala etika yang mendasar. 

Secara khusus, platform AI/ML didorong oleh data yang disediakan. Jika data mentah yang bias dimasukkan ke dalam AI, kemungkinan besar akan menghasilkan output yang bias, yang membuat para ilmuwan membuat kesimpulan yang salah tentang demografi, organisme, atau proses yang mereka pelajari.  

Meskipun kemampuan untuk memproses kumpulan data yang besar dapat menjadi daya tarik tersendiri, para ilmuwan juga harus berhati-hati agar tidak melanggar privasi orang lain. Setiap dan semua data yang digunakan oleh platform AI/ML harus dikumpulkan secara etis, di mana para anggota penelitian mengetahui bagaimana informasi mereka diproses. 

Perubahan Iklim Dan Etika Lingkungan

Seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan pemanasan global, penelitian dalam ilmu lingkungan telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Namun demikian, seperti halnya disiplin ilmu lainnya, para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian lingkungan memiliki kewajiban etis untuk meminimalkan kerusakan yang ditimbulkannya. Hal ini menyebabkan dilema besar muncul dalam komunitas akademis ini karena biaya penyelenggaraan simposium internasional, yang dapat membantu penelitian lebih lanjut yang sudah ada, harus diseimbangkan dengan biaya lingkungan dari perjalanan ke tujuan yang diperlukan. 

Sama pentingnya dengan memahami cara kerja ekosistem alami, memanipulasi habitat yang berpotensi kehilangan keanekaragaman hayati dapat menjadi keputusan etis yang sangat menantang untuk diambil. 

Peran Tinjauan Sejawat dan Pengawasan Kelembagaan

Memastikan Standar Etika Dalam Penelitian

Institusi akademik, jurnal, dan ilmuwan sejawat memainkan peran penting dalam menjaga etika dalam ilmu pengetahuan. Mereka memastikan bahwa setiap karya yang dipresentasikan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena mereka memberikan perspektif pihak ketiga tanpa afiliasi langsung dengan penelitian, sekaligus memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk menilai kredibilitas. 

Lembaga-lembaga tersebut juga bertindak sebagai penyaring untuk penelitian berkualitas dengan menolak dan menandai karya ilmiah yang meragukan, dengan demikian memastikan bahwa informasi yang akurat disebarluaskan kepada sesama ilmuwan dan masyarakat umum ketika presentasi, artikel, dan makalah diterbitkan. 

Dilema Etika Dalam Kolaborasi Internasional

Perbedaan Budaya Dan Norma Etika

Kolaborasi adalah aspek penting dalam ilmu pengetahuan, namun, hambatan yang dapat ditimbulkan oleh upaya penelitian internasional sering kali sulit untuk diatasi. Dalam lingkungan di mana setiap orang memiliki perbedaan budaya dan kendala bahasa, para ilmuwan harus memastikan bahwa semua pihak memiliki platform yang sama untuk menyuarakan temuan mereka dan memberikan perspektif mereka. 

Ketika kolaborasi ilmiah diatur dengan cara yang adil, pembagian sumber daya dan data dapat terjadi dengan cara yang mengarah pada wacana ilmiah yang produktif.

Ilmu Pengetahuan Terbuka

Tentu saja, transparansi penuh dalam ilmu pengetahuan di seluruh dunia sulit untuk dicapai mengingat kewajiban para peneliti untuk mendanai organisasi dan institusi akademik mereka. Namun, dengan mempromosikan budaya ilmu pengetahuan terbukapenelitian ilmiah memiliki potensi untuk berkembang pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.  

Gunakan Visual yang Akurat Secara Ilmiah Untuk Mengkomunikasikan Temuan Anda

Mind the Graph menawarkan perpustakaan ilustrasi ilmiah yang paling akurat di dunia. Cari di antara lebih dari 75.000 pilihan di lebih dari 80 bidang studi dan komunikasikan temuan Anda dengan akurasi maksimum. Mind the Graph adalah alat bantu online yang dapat digunakan untuk membuat infografik, abstrak grafis, poster, dan banyak lagi dengan mudah dari mana saja. Daftar secara gratis dan mulailah berkreasi sekarang.

logo-langganan

Berlangganan buletin kami

Konten eksklusif berkualitas tinggi tentang visual yang efektif
komunikasi dalam sains.

- Panduan Eksklusif
- Kiat desain
- Berita dan tren ilmiah
- Tutorial dan templat